Widget HTML #1

Penilaian Korban PMR Wira

Penilaian korban adalah mekanisme pemberian pertolongan yang harus dilakukan oleh seorang penolong dari pertama memberikan pertolongan sampai dengan korban siap di evakuasi untuk mendapatkan pertolongan lanjutan.

sahabatberbagi91.com|Salam Kemanusiaan, hai adik-adik PMR Wira dimanapun kalian berada. Kali ini kita akan berbagi materi Pertolongan Pertama Sub Materi Penilaian Korban. Pastinya kalian masih ingat kan tentang materi ini ?

Kita selaku seorang penolong, apa yang harus kita lakukan ketika menemukan korban?

Tentunya kalian sudah tau kan, Langkah pertama yang harus kita lakukan yaitu melakukan tindakan penilaian terhadap korban yang akan kita berikan pertolongan. Tindakan penilaian korban terdiri dari :


PENILAIAN KEADAAN

Sebagai pelaku penolong pertama, saat pertama sampai dilokasi kejadian hal yang pertama kali harus dilakukan adalah menilai keadaan sekitar. Apakah aman atau tidak bagi seorang penolong, jika ragu lebih baik minta bantuan kepada orang dewasa.

Sebagai seorang penolong dilapangan perhatikan :

  1. Bagaimana kondisi pada saat itu?
  2. Kemungkinan apa saja yang akan terjadi?
  3. Bagaimana mengatasinya?

INGAT!

Dahulukan Keselamatan Diri Sendiri, Keselamatan Penolong Nomor 1


Umumnya tugas seorang seorang penolong saat tiba di lokasi adalah

  1. Menjaga keselamatan penolong, korban dan orang disekitar lokasi kejadian;
  2. Penolong harus memperkenalkan diri, bila memungkinkan;
  3. Menentukan keadaan umum kejadian (mekanisme cidera);
  4. Mengenal dan mengatasi gangguan cidera yang mengancam nyawa;
  5. Stabilkan korban dan meneruskan pemantauan;
  6. Minta bantuan bila diperlukan.

Sebagai penolong dalam memberikan pertolongan, diperlukan berbagai informasi untuk menunjang penilaian. Untuk diketahui, bahwa informasi dapat kita peroleh dari :

  • Kajadian itu sendiri;
  • Korban bila sadar;
  • Keluarga atau saksi;
  • Mekanisme kejadian;
  • Perubahan bentuk yang nyata (cidera yang jelas);
  • Gejala dan tanda cidera atau penyakit yang khas.


PENILAIAN DINI

Pada saat memberikan pertolongan, kita perlu menentukan kondisi korban secara umum. Hal-hal yang ditentukan antara lain :

Kesan Umum

Langkah ini digunakan untuk menentukan apakah korban tergolong dalam kasus trauma atau kasus medis. Perbedaannya sebagai berikut

Kasus Trauma adalah kasus yang asal mula penyebabnya dari suatu ruda paksa yang mempunyai tanda-tanda yang jelas dan terlihat serta teraba. Misalnya : luka terbuka, memar, patah tulang, cidera jaringan lunak dan lain-lain.

Kasus Medis adalah kasus yang diderita seseorang tanpa disebabkan adanya Riwayat ruda paksa. Misalnya : sesak nafas dan pingsan.

Respon

Dalam memberikan pertolongan, kita selaku penolong pertama harus memastikan tingkat kesadaran daripada korban. Berikut empat tingkatan kesadaran korban

Awas

Memastikan areal sekitar kejadian aman, dan memastikan apakah korban melihat arah kedatangan kita pada saat akan memberikan pertolongan.

Suara

Memastikan apakah korban sadar ataupun tidak, upaya memanggil korban bisa kita lakukan. Lakukan secara berulang, lihat apakah korban merespon ataupun tidak. Jika korban tidak merespon maka lanjutkan memeriksa respon dengan tahapan selanjutnya. 

Nyeri

Langkah ini bisa dilakukan dengan cara mencubit atau melakukan tekanan dengan sedikit memutar di pertemuan dua tulang iga korban. Lihat apakah korban menunjukkan tanda-tanda tanda merespon baik merespon dengan suara maupun dengan gerakan anggota tubuh.

Tidak Respon

Bila semua tahapan diatas telah dilaksanakan tetapi korban tidak menunjukkan tanda-tanda respon maka bisa dipastikan korban tidak sadar.

Memastikan Jalan Nafas Terbuka (Airway)

Jika korban dalam keadaan tidak respon, kita selaku penolong pertama harus memastikan jalan nafas korban dalam keadaan baik. Cara yang bisa kita lakukan yaitu dengan Teknik angkat dagu takan dahi.

Menilai Pernafasan (Breathing)

Setalah memastikan jalan nafas dalam keadaan baik, maka sebagai penolong pertama harus melanjutkan dengan melakukan penilaian terhadap pernafasan korban. Lihat apakah pernafasannya berjalan normal ataupun tidak. 

Lihat

Posisikan kepala penolong berdekatan dengan muka korban, arah pandangan penolong mengarah ke dada dan perut korban. Lihat apakah dada dan perut korban naik turun secara normal seperti bernafas biasanya.

Dengar

Dengan posisi seperti diatas, dengarkan hembusan nafas.

Rasakan

Kemudian tahapan selanjutnya rasakan hembusan daripada nafas korban. Nilai apakah korban bernafas normal ataupun tidak.

Nah, untuk memudahkan adik-adik terlebih dahulu harus mengetahui frekuensi pernafasan normal manusia. Berikut frekuensi nafas normal yang harus kita ketahui :

Bayi : 25 - 50 x/menit

Anak : 15 – 30 x/menit

Dewasa         : 12 – 20 x/menit

Menilai Denyut Nadi (Cirkulations)

Untuk melakukan penilaian ini, menentukan korban sadar ataupun tidak sangatlah penting. Jika korban sadar, cara untuk menilai dilakukan dengan meraba nadi pergelangan tangan (radial). Sedangkan bagi korban tidak sadar untuk menilai dilakukan dengan meraba nadi di bagian leher korban (carotis).

Berikut frekuensi nadi normal :

Bayi : 120 - 150 x/menit

Anak : 90 – 120 x/menit

Dewasa : 60 – 90 x/menit

Hubungi Bantuan

Dalam melakukan pemberian pertolongan, dalam segala kondisi usahakan untuk segara minta bantuan rujukan. Kita bisa meminta bantuan kepada orang lain atau bisa kita lakukan sendiri.


PEMERIKSAAN FISIK

Dalam pemberian pertolongan, untuk mengetahui tubuh korban mengalami cidera perlu dilakukan pemeriksaan. Tindakan pemeriksaan ini melibatkan penglihatan, perabaan dan pendengaran.

Pada saat malakukan pemeriksaan pada fisik korban, tanda yang perlu kita temukan adalah 

  1. Perubahan Bentuk
  2. Luka Terbuka
  3. Nyeri
  4. Bengkak

Upaya pemeriksaan lebih lanjut terhadap kondisi korban, perlu dilakukan pemeriksaan yang lebih lengkap dari ujung kepala sampai ujung kaki.

Kepala (telinga, hidung, mata, dan mulut);

Leher;

Dada;

Perut;

Punggung;

Panggul; dan

Anggota gerak atas dan bawah.

Penting!

Pada Pemeriksaan Anggota Gerak Selain PLNB Juga Perlu Dilakukanpemeriksaan Gerak Sirkulasi Dan Sensasi


RIWAYAT KORBAN

Untuk mengetahui mekanisme kejadian, penyebabnya apa, bagaimana serta perjalanan suatu penyakit maka diperlukan wawancara yang dapat dilakukan dengan korban, keluarganya atau saksi mata. Untuk kasus medis riwayat dari korban sangat penting untuk diketahui. Untuk memudahkan dikenal dengan akronim K-O-M-P-A-K.

Keluhan Utama

Gejala yang sangat dikeluhkan, korban lebih mengetahui hal-hal yang dirasakan. misalnya nyeri, pusing mual dan lain-lain.

Obat-obatan yang diminum

Tanyakan pada korban apakah sedang dalam proses pengobatan. Gangguan yang dialami mungkin akibat lupa minum obat.

Makanan/minuman terakhir

Cari tau tentang makanan dan minuman yang dikonsumsi terakhir kali oleh korban, mungkin dapat dijadikan dasar terjadinya kehilangan kesadaran pada korban. Gangguan yang dialami mungkin akibat keracunan makanan atau minuman.

Penyakit yang diderita

Riwayat penyakit yang sedang diderita atau pernah diderita perlu diketahui, mungkin berhubungan dengan keadaan yang dialami korban saat ini.

Alergi yang dialami

Perlu diketahui apakah penyebab pada korban ini mungkin merupakan suatu bentuk alergi terhadap bahan-bahan tertentu. Tanyakan pada korban atau keluarganya karena mereka lebih mengetahuinya.

Kejadian

Kejadian yang dialami korban sebelum kecelakaan. Tanyakan alur kronologinya baik pada korban maupun saksi dilokasi kejadian.


PEMERIKSAAN BERKALA

Usahakan dalam pemberian pertolongan, terum melakukan pemeriksaan secara berkelanjutan sebelum mendapat pertolongan medis. Pemeriksaan berkala umumnya melakukan penilaian meliputi :

  1. Tingkat kesadaran korban;
  2. Terus beri perhatian terhadap jalan nafas korban, jangan sampai kembali tertutup;
  3. Nilai kembali pernafasan, frekuensi dan kualitasnya;
  4. Periksa kembali nadi korban;
  5. Pantau keadaan kulit baik suhu, kelembaban dan kondisinya;
  6. Lakukan pemeriksaan secara seksama jangan ada bagian yang terlewatkan;
  7. Nailai kembali penatalaksanaan korban secara keseluruhan; dan
  8. Terus jalin komunikasi dengan korban untuk menjaga rasa aman dan nyaman.


PELAPORAN

Setelah selesai melakukan pemberian pertolongan terhadap korban, penolong wajib membuat sebuah dokumen pelaporan tindakan pertolongan secara singkat dan jelas tentang apan yang sudah diberikan serta dilakukan kepada korban.

Dalam laporan sebaoknya termuat :

Umur dan jenis kelamin;

Keluhan utama;

Tingkat kesadaran;

Keadaan jalan nafas;

Pernafasan;

Denyut nadi;

Pemeriksaan yang penting;

KOMPAK yang penting;

Penatalaksanaan; dan perkembangan lainnya yang dianggap penting.


Referensi

Buku Materi Pertolongan Pertama PMR Wira

Post a Comment for " Penilaian Korban PMR Wira"