Widget HTML #1

Patah Tulang, Berikut Penyebab, Gejala Dan Tanda Serta Teknik Pertolongan Pertama Yang Harus Diketahui

Patah Tulang adalah terputusnya jaringan tulang dimana tulang mengalami kerusakan dari struktur alaminya sehingga terjadi perubahan bentuk. Tubuh menerima terkanan atau benturan dengan kekuatan lebih besar dari pada kekuatan tulang merupakan akibat utama terjadi Patah tulang.


sahabatberbagi91.com|Tubuh manusia merupakan suatu sistem yang terlahir dengan sempurna. Sistem otot rangka yang memungkinkan manusia berdiri tegak, bergerak dan melindungi seluruh alat tubuh yang penting pada tubuh manusia.

Patah Tulang atau Fraktur Tulang disebut cidera trauma, kasus ini sangat sering dan banyak kita jumpai, penyebabnya beragam mulai dari penyebab yang sederhana sampai penyebab yang fatal. patah tulang perlu penanganan yang cepat dan tepat karena kalau tidak mendapatkan penanganan yang sesuai akan menciptakan resiko bagi penderitanya.  

Dengan banyaknya kasus yang kita temui di lingkungan kita, alangkah baiknya kita mengetahui apa yang menjadi penyebab, Gejala dan Tanda yang mengakibatkan penderita mengalami patah tulang.

Penyebab
Semua kejadian dan gaya yang cukup kuat dapat mengakibatkan kerusakan pada sistem otot rangka termasuk kerusakan pada jaringan lunak. Semua cidera otot rangka menunjukkan gejala khas yang mungkin sangat mudah kita ketahui yaitu perubahan bentuk luka terbuka, nyeri dan bengkak.

Cidera dapat terjadi sebagai berikut :
Gaya Langsung
Gaya yang terjadi dan diterima terhadap bagian tubuh tertentu sehingga mengakibatkan cidera pada bagian yang langsung mengalami kontak dengan gaya tersebut.

Misalnya seorang pengendara sepeda motor tertabrak dari arah samping sehingga mengakibatkan tungkai bawah sebelah kanan mengalami cidera akibat gaya yang ditimbulkan. Semakin kuat gaya maka semakin besar cidera yang akan dialami sehingga bagian tubuh lain juga akan mengalami cidera. 

Gaya Tidak Langsung
Bagian tubuh tidak menerima gaya secara langsung namun pada bagian ini tubuh hanya menima gaya yang diteruskan oleh gaya langsung sehingga bagian tubuh yang tidak mengalami gaya akan ikut rusak atau mengalami cidera.

Misalnya seorang pengendara mobil yang mengalami kecelakaan, pada saat tersebut lutut penderita maju ke depan menghantam panel depan. Lutut penderita mengalami cidera dari gaya langsung sedangkan cidera yang mungkin ditimbulkan dari gaya tidak langsung adalah penderita akan mengalami cidera panggul akibat lutut yang terdorong kebelakang.

Gaya Puntir
Cidera terjadi akibat upaya tubuh atau posisi anatomis sedemikian rupa menahan anggota tubuh pada saat benturan sehingga terjadi gaya puntiran.

Saat melakukan pertolongan dilapangan kita sebagai penolong harus dapat membayangkan besarnya gaya yang dialami bagian tubuh yang cidera sehingga kita dapat melakukan pertolongan dengan cepat dan tepat. Sebagai perbandingan gaya yang diterima tulang paha sampai mengalami patah jauh lebih besar daripada gaya yang diterima tulang lengan bawah sampai patah. Tulang paha jauh lebih besar dan kuat serta dilindungi oleh otot yang lebih besar dan kuat juga.

Gejala dan Tanda
Perubahan Bentuk
Gaya yang diterima tubuh terlalu kuat sehingga terjadinya patah tulang sehingga menyebabkan bagian yang patah tersebut mengalami perubahan bentuk dari bentuk alaminya atau bentuk anatomis tubuh. Perubahan yang terjadi dapat dengan mudah ditentukan dengan langsung membandingkannya terhadap sisi bagaian tubuh yang sehat.

Luka Terbuka Sehingga Ujung Tulang Terlihat
Ujung tulang yang mengalami patah dapat menonjol keluar menembus otot sehingga mengalami luka terbuka, pada cidera ini kita langsung bisa menentukan bagian yang mengalami patah.

Untuk proses pemberian pertolongan pertama, kita sebagai penolong harus memberikan pertolongan sesuai dengan kebutuhan dan prioritas, untuk ujung tulang yang terlihat segara lakukan pembalutan supaya tulang yang keluar tidak lama terkontaminasi dengan udara bebas.

Nyeri
Penderita yang mengalami patah tulang akan merasakan nyeri di bagian tubuh yang mengalami cidera. Rasa nyeri tersebut akan semakin terasa bila pada bagian yang cidera tersebut dsientuh atau digerakkan. 

Pada kasus penderita yang sadar, pada saat melakukan pemeriksaan terhadap penderita sebaiknya mintalah penderita untuk menunjukkan bagian yang paling terasa sakit.

Selanjutnya periksa bagian tubuh lainnya untuk memastikan tidak ada cidera lainnya, lakukan dengan penuh hati-hati untuk memberikan rasa nyaman terhadap penderita.

Pada kasus penderita yang tidak sadar, untuk mengetahui ada tidaknya cidera yang dialami harus dilakukan pemeriksaan terhadap fisik penderita.

Bengkak
Pada saat tulang mengalami patah jaringan lunaknya akan terobek sehingga akan terjadi perdarahan dan mengakibatkan pembengkakan, yang akan memperjelas perubahan bentuk yang terjadi pada bagian tubuh yang mengalami cidera tersebut.

Apabila di bagian tubuh yang mengalami cidera patah tulang terdapat cincin, jam tangan, gelang dan perhiasan lainnya maka upayakan untuk segera melepasnya dengan secepat mungkin sebelum terjadi pembengkakan karena kalua tidak segera dilepas akan menyebabkan kontriksi dan merusak jaringan di bawahnya.

Terdengar Suara Berderik
Terdengar suara berderik bada bagian yang cidera yang terjadi akibat pergesekan antara bagian ujung tulang yang patah. Untuk kasus ini bahasa kedokterannya adalah krepitus. 

Jika pada saat anda memberikan pertolongan anda tidak mendengar suara tersebut maka tidak perlu dilakukan pembuktian dengan menggerakkan bagian yang cidera tersebut.

Memar
Terjadi perubahan warna kulit menjadi biru tua akibat cidera yang dialami pada bagian tubuh tertentu. Perubahan tersebut dapat berlangsung beberapa jam bahkan sampai beberapa hari.

Sendi Terkunci
Bila terjadi dislokasi, sendi akan terkunci mungkin dalam posisi normal atau posisi abnormal dibandingkan posisi anatomis tubuh. Cidera pada sendi harus dilakukan pembidaian dalam posisi pada saat ditemukan.

Gangguan Peredaran Darah
Akibat terjadinya kerusakan dan terputusnya jaringan tulang dan otot sehingga dapat mengganggu proses peredaran darah ke seluruh tubuh. Pada kasus ini juga akan menyebabkan terjadi gangguan pada sistem saraf.

Pada saat melakukan pemberian bantuan pertolongan pertama pada penderita yang mengalami cidera sistem otot rangka perlu diingat bahwa penderita ini mungkin mengalami rasa sakit yang hebat. Perlakukan penderita dengan hati-hati dan selalu mengusahakan agar penderita selalu tenang untuk memberikan kenyamanan terhadap penderita dalam pertolongan.

Patah tulang dalam dunia medis terdiri dari dua jenis yaitu
Patah tulang tertutup 
kondisi dimana tidak ada luka, permukaan kulit masih utuh dan tidak mengalami kerusakan yang tampak sehingga bagian tulang yang patah tidak keluar dari pada otot dan kulit.

Patah tulang terbuka 
kondisi dimana terdapat luka, permukaan kulit mengalami kerusakan sehingga bagian tulang tulang yang mengalami patah keluar dari pada otot dan kulit.

Pada kasus ini bagian tulang yang mengalami patah akan berhubungan langsung dengan udara bebas, tetapi perlu diketahui tulang yang mengalami patah tidak selalu akan terlihat atau menonjol keluar.

Patah tulang terbuka memerlukan pertolongan yang lebih cepat karena adanya faktor resiko penyulit yaitu adanya perdarahan dan memungkinkan terjadinya infeksi lebih besar karena terpapar dengan udara bebas.

Pada semua kasus cidera sistem otot rangka memerlukan pemberian pertolongan pertama yaitu dengan memberikan pembidaian pada bagian tubuh yang mengalami patah tulang.

Pembidaian adalah Cara untuk melakukan pertolongan pertama pada bagian tubuh yang mengalami patah tulang. Pembidaian dapat diartikan sebagai pemakaian suatu alat bantu untuk menghindari pergerakan (Imobilisasi), melindungi dan menstabilkan bagian tubuh yang mengalami cidera.

Tujuan Pembidaian adalah untuk mencegah terjadinya pergerakan anggota tubuhyang mengalami cidera. Pembidaian harus dilakukan dengan mencakup  dua sendi bagian tulang yang mengalami patah agar efektif.

Beberapa tujuan pembidaian lainnya yaitu
  1. Mencegah pergeseran dari ujung tulang yang patah;
  2. Mencegah terjadinya cidera baru di sekitar bagian tulang yang patah;
  3. Memberi istirahat pada bagian tubuh yang mengalami patah tulang;
  4. Mengurangi rasa nyeri; 
  5. Mempercepat penyembuhan;
  6. Mengurangi perdarahan; dan 
  7. Memberikan rasa nyaman kepada penderita.
Sebelum kita berbicara jauh tentang pembidaian, maka kita sebagai pelaku pertolongan pertama harus terlebih dahulu mengenal jenis-jenis bidai yang biasa dan umum dapat gunakan dalam pemberian pertolongan. Berikut jenis bidai yang umum dipakai yaitu :

Bidai Keras
Umumnya bidai terbuat dari bahan yang keras dan kaku untuk mencegah pergerakan bagian yang mengalami cidera. Bahan yang sering dipakai adalah kayu, alumunium, karton, plastik atau bahan lain yang kuat, disamping itu bahan tersebut harus ringan.
Contoh : bidai kayu, bidai tiup dan bidai vakum

Bidai Yang Dapat Dibentuk
Jenis bidai ini dapat diubah menjadi berbagai bentuk dan kombinasi untuk disesuaikan dengan bentuk bagian yang mengalami cidera sebagaimana posisi cidera ditemukan.
Contoh : bidai vakum, batal, selimut, karton dan kawat

Bidai Traksi
Bidai ini umumnya digunakan oleh tenaga yang sudah terlatih dalam melakukan pertolongan pertama. Bidai ini sudah terbentuk dengan bervariasi tergantung pembuatannya menurut kebutuhan dilapangan. Umumnya bidai ini digunakan pada kasus patah tulang paha untuk menopang dan membantu menjaga kelurusan bagian tulang yang patah.

Gendongan
Pembidaian model ini sangat sering kita jumpai, pembidaian yang menggunakan kain segitiga (mitela) atau bahan lain yang sejenis dengan memanfaatkan tubuh penderita sebagai sarana untuk menghentikan pergerakan bagian yang mengalami cidera. Merupakan cara yang paling sering dipakai pada cidera alat gerak atas.

Bidai Improvisasi
Sebagai penolong pertama kita mungkin akan dihadapkan pada keadaan dimana bidai tidak tersedia di lokasi kita melakukan pertolongan, sehingga kita harus berinprovisasi. Bidai yang dibuat dengan bahan yang cukup kuat dan ringan untuk menopang bagian yang mengalami cidera. Contonya : majalah, koran, karton dan lain-lain.

Berinprovisasi bukan berarti meninggalkan prinsip-prinsip pembidaian utama. Aturan yang ada harus tetap diikuti. Bidai inprovisasi pada dasarnya harus memakai bahan yang tidak membuat cidera yang sudah ada menjadi lebih parah.

Pedoman Umum Pembidaian
Dalam proses pemberian pertolongan pertama, penggunaan bidai apapun termasuk bidai improvisasi. Sebagai seorang pelaku pertolongan pertama kita juga harus tetap mengikuti pedoman umum pembidaian sebagai berikut :
  1. Sedapat mungkin informasikan tindakan pertolongan yang akan kita lakukan kepada penderita;
  2. Sebelum melakukan pembidaian paparkan seluruh bagian yang cidera dan lakukan perawatan bila menemukan perdarahan;
  3. Selalu buka atau bebaskan pakaian pada daerah sendi sendi sebelum melakukan pembidaian, buka perhiasan di bagian yang mengalami cidera;
  4. Nilai Gerakan-sirkulasi-sensasi (GSS) pada bagian yang cidera sebelum melakukan pembidaian;
  5. Siapkan alat-alat yang dibutuhkan dalam pemberian pertolongan pertama;
  6. Jangan berupaya merubah posisi bagian yang mengalami cidera. Lakukan pembidaian dalam posisi ketika ditemukan;
  7. Jangan berusaha memasukkan bagian tulang yang patah;
  8. Proses pembidaian harus melewati  dua sendi dari tulang yang patah. Sebelum dipasang terlebih dahulu diukur pada anggota bada penderita yang sehat;
  9. Pembidaian harus dilakukan pada kedua tulang yang mengapit sendi, bila ditemukan cidera terjadi pada sendi;
  10. Pada saat melakukan pembidaian bila memungkinkan lapisi bidai dengan bahan yang lunak;
  11. Beri pelapis kain pada bagian yang kososng antara tubuh dengan bidai;
  12. Pada saat melakukan pengikatan pada pembidaian, jangan mengikat terlalu keras dan jangan juga terlalu longgar;
  13. Ikatan harus mewakili semua bagian yang patah dengan jumlah yang cukup, dimulai dari sendi yang banyak bergerak kemudian sendi atas dari tulang yang patah;
  14. Selesai melakukan pembidaian, lakukan pemeriksaan GSS Kembali. Bandingkan dengan pemeriksaan GSS sebelum melakukan pembidaian.
Jangan melakukan pembidaian yang berlebihan, ingat membidai memerlukan waktu. Jika ditemukan penderita mengalami cidera yang banyak dan kompleks jangan terpaku pada cidera yang terlihat parah namun belum tentu mengancam nyawa.

Penentuan prioritas penanganan harus dapat dilakukan dengan cepat dan tepat sesuai keadaan penderita tanpa mengabaikan cidera lainnya.

Penggunaan papan spinal atau bidai tubuh sebagai upaya melakukan pembidaian yang cepat karena akan sangat membantu mencegah banyaknya pembidaian pada satu penderita tanpa banyak menghabiskan waktu.

Pertolongan Pertama Cidera Sistem Otot Rangka
Lakukan Penilaian Dini
Kenali dan atasi keadaan yang mengacam nyawa secara cepat dan tepat;
Jangan terpancing oleh cidera yang terlihat berat;
Pasang bidang leher (neck collar) dan beri oksigen sesuai protocol bila ada.

Lakukan Pemeriksaan Fisik
Pada saat melakukan pemeriksaan fisik, ingat yang kita cari adalah Perubahan Bentuk, Luka Terbuka, Nyeri dan Bengkak. Pada cidera alat gerak selalu lakukan pemeriksaan GSS baik sebelum maupun sesudah perawatan.

Stabilkan Bagian Yang Patah Secara Manual
Cara untuk menstabilkan bagian yang patah yaitu dengan menggunakan tangan penolong denga memegang bagian atas dan bawah bagian yang mengalami patah, lakukan dengan hati-hati jangan sampai menambah rasa sakit penderita. Stabilisasi manual dilakukan sampai bagian yang cidera dimobilisasi dengan sempurna.

Paparkan Seluruh Bagian Yang Diduga Cidera
Sampaikan seluruh bagian yang diduga mengalami cidera untuk memberikan informasi sebenarnya sehingga memudahkan dalam penanganan lanjutan dan juga tidak terjadi kesalahan dalam penanganan.

Atasi Perdarahan Dan Rawat Luka Bila Ada
Jangan terfokus pada satu bagian cidera saja, bila ada perdarahan dan luka segera berikan perawatan.

Siapkan Semua Peralatan Dan Bahan Untuk Membidai
Bila sudah mengetahui bagian mana yang dicurigai mengalami cidera, segara siapkan semua peralatan yang diperlukan untuk melakukan pembidaian.

Lakukan Pembidaian
Pada saat melakukan pembidaian ukurlah bidai yang digunakan, agar sesuai dengan Panjang bagian yang mengalami cidera;
Pada saat sudah melakukan pembidaian satukan bagian yang mengalami cidera dengan anggota tubuh atau alat gerak lainnya yang sehat;
Jangan terlalu kuat melakukan pengikatan sampai mengganggu peredaran darah penderita.

Kurangi Rasa Sakit
Istirahatkan bagian yang mengalami cidera;
Kompres dengan es bagian yang menglami cidera (khususnya pada patah tulang tertutup) dapat dipertimbangkan.

Baringkan Penderita Dengan Posisi Nyaman
Istirahatkan penderita dengan posisi dan di tempat yang nyaman untuk memberikan rasa nyaman kepada penderita.

Sebagai penutup, dengan tulisan ini kami sangat berharap dapat memberikan sedikit ilmu dan pengetahuan buat kita semua tentang bagaimana memberikan pertolongan pertama pada penderita yang mengalami patah tulang. 

Penanganan yang salah pada saat melakukan pembidaian dapat menimbulkan cidera baru dalam proses penyembuhan bahkan dapat menimbulkan kecacatan permanen saat bagian tubuh yang mengalami patah tulang telah sembuh.

Kami paham dalam penulisan masih banyak ditemukan kekurangan baik dari tulisan maupun redaksi, kami sangat mengharapkan adanya masukan dan kritikan yang membangun. Sehingga tulisan-tulisan kami kedepan akan lebih baik lagi.

Dan untuk membangun situs ini, kami sangat berharap dukungan dari semua pengunjung yang mebaca tulisan kami ini. Terus bagi informasi ini kepada rekan-rekan, keluarga dan sahabat kalian semua.




Referensi Materi :

Buku Pertolongan Pertama PMI, Edisi Kedua

Post a Comment for "Patah Tulang, Berikut Penyebab, Gejala Dan Tanda Serta Teknik Pertolongan Pertama Yang Harus Diketahui"