Pentingnya Tas Siaga Bencana Dalam Kesiapsiagaan Bencana
sahabatberbagi91.com|Pentingnya Tas Siaga Bencana Dalam Kesiapsiagaan Bencana - Indonesia adalah negara kepulauan dengan intensitas terjadinya bencana yang cukup tinggi yang di kenal dengan supermarket nya bencana, karena kompleknya bencana yang terjadi di Indonesia baik di laut maupun darat. masyarakat perlu merpersiapkan kesiapsiagaan sedini mungkin untuk menghadapi dan meminimalisir dampak yang ditimbulkan.
Beberapa Kilas Balik Kejadian Bencana Di Indonesia antara lain :
1. Gempa dan Tsunami Aceh 26 Desember Tahun 2004 dengan jumlah korban melebihi 200 ribu jiwa.
2. Pada awal Februari 2018 banjir di Jakarta berdampak pada 11.450 jiwa, lebih dari 6.000 jiwa dievakuasi;
3. Gempa bumi mengguncang Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, Indonesia, pada pukul 5.03.36 Wib berkekuatan 6,5 Mw tanggal 7 Desember 2016, Pusat gempa yang berada di daratan menyebabkan Kerusakan dan kehilangan tempat tinggal;
4. Banjir Jakarta 4 Januari 2020, merendam 308 kelurahan dengan ketinggian air maksimum mencapai enam meter. Dengan jumlah korban terdampak yang harus mengungsi yaitu sebanyak 92.621 jiwa yang tersebar di 189 titik pengungsian.
4. Pada hari Jumat 10 April 2020, pukul 22.35 WIB terjadi Erupsi Gunung Anak Krakatau dengan tinggi kolom abu teramati ± 500 meter di atas puncak, sehingga masyarakat perlu menyelatkan diri dengan menuju ketempat yang aman jauh dari jangkauan bahayanya Abu Vulkanik. Dan masih banyak lagi bencana-bencana lain yang berdampakbagi masyarakat bahkan banyak menelan korban jiwa dan harta benda.
1. Gempa dan Tsunami Aceh 26 Desember Tahun 2004 dengan jumlah korban melebihi 200 ribu jiwa.
2. Pada awal Februari 2018 banjir di Jakarta berdampak pada 11.450 jiwa, lebih dari 6.000 jiwa dievakuasi;
3. Gempa bumi mengguncang Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, Indonesia, pada pukul 5.03.36 Wib berkekuatan 6,5 Mw tanggal 7 Desember 2016, Pusat gempa yang berada di daratan menyebabkan Kerusakan dan kehilangan tempat tinggal;
4. Banjir Jakarta 4 Januari 2020, merendam 308 kelurahan dengan ketinggian air maksimum mencapai enam meter. Dengan jumlah korban terdampak yang harus mengungsi yaitu sebanyak 92.621 jiwa yang tersebar di 189 titik pengungsian.
4. Pada hari Jumat 10 April 2020, pukul 22.35 WIB terjadi Erupsi Gunung Anak Krakatau dengan tinggi kolom abu teramati ± 500 meter di atas puncak, sehingga masyarakat perlu menyelatkan diri dengan menuju ketempat yang aman jauh dari jangkauan bahayanya Abu Vulkanik. Dan masih banyak lagi bencana-bencana lain yang berdampakbagi masyarakat bahkan banyak menelan korban jiwa dan harta benda.
Berada pada posisi geografis, Indonesia terletak di ujung pergerakan tiga lempeng dunia yaitu Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik. Indonesia memang tidak banyak bisa mengelak, yang bisa dilakukan adalah berusaha memperkecil dampak yang ditimbulkan oleh bencana.
Dalam konteks itu diperlukan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana. baik sebelum, saat dan pasca bencana. Diperlukan Langkah-langkah kesiapsiagaan yang konkrit dan terukur dalam menghadapi bencana.
Keberadaan Tas Siaga Bencana sangatlah memiliki peran penting dalam menghadapi bencana, saat terjadinya bencana semua dalam keadaan panik dan semua orang berupaya menyelamatkan diri dengan menuju ketempat yang aman.
Pada saat tersebut kita tidak mungkin membawa semua peralatan dan perlengkapan yang ada. Namun kendati demikian mayoritas masyarakat kita masih menyepelekan keberadaan akan Tas Siaga Bencana dan bisa kita katakan mayoritas masyarakat tidak memiliki dan mempersiapkan tas Siaga Bencana.
1. Surat-surat penting seperti Ijazah, Akta Kelahiran, Kartu Keluarga, Surat Kendaraan dan surat penting lainnya;
2. Makanan Siap Saji yang sifatnya tahan lama seperti mie instan, biskuit, coklat dan makanan Lainnya.
3. Air minum yang dapat memenuhi kebutuhan setidaknya 3 hari;
4. Pakaian untuk 3 hari termasuk selimut, handuk, dan jas hujan;
5. Makanan ringan dan tahan lama seperti mie instan, abon, coklat, biskuit;
6. Kotak Petolongan Pertama yang berisi obat-obatan pribadi atau umum serta peralatan medis sederhana (gunting, perban,antiseptik, kasa steril, plaster, pinset, kapas dan lain-lain) untuk mendukung proses perawatan jika ada cidera-cidera kecil;
7. Alat bantu penerangan seperti senter, lilin, korek api dsb;
8. Perlengkapan mandi;
9. Siapkan uang tunai dalam tas untuk bekal selama kurang lebih 3 hari;
10. Pisau lipat, tali nilon, pensil, kertas, peluit, foto anggota keluarga dan alat bantu pertolongan lainnya;
11. Radio atau ponsel untuk memantau informasi lebih lanjut mengenai bencana alam dan siapkan pengisi daya atau power bank.
Dengan adanya kesiapsiagaan dan mitigasi yang konkrit serta didukung dengan tersedianya tas siaga bencana, harapannya dapat menjadi modal untuk mendukung memenuhi kebutuhan pokok selama 3 hari selama masa kondisi terburuk atau dalam keadaan darurat serta dapat menjadi bekal untuk meminimalisir dampak yang diakibatkan oleh bencana.
Post a Comment for "Pentingnya Tas Siaga Bencana Dalam Kesiapsiagaan Bencana"
Post a Comment